Minggu, 23 Oktober 2022

 3.1.a.8.1 BLOG RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI - MODUL 3.1 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam dan Bahagia...

Kali kini saya akan membahas tentang tugas koneksi antar materi Modul 3.1 Perngambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin pembelajaran yang terangkum dalam beberapa pertanyaan di bawah ini.

  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka dengan semboyannya Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani maka sebagai pendidik kita harus bisa menjadi panutan, membangkitkan semangat dan memberikan dorongan pada murid sehingga murid dapat berproses dan berkembang. Dalam proses menuntun guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan kepada murid sehingga murid tidak kehilangan arah dan dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Sebagai pemimpin pembelajaran maka guru harus dapat menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal dan bertanggung jawab, dapat menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap guru pastilah mempunyai nilai-nilai baik yang tertanam dalam dirinya, seperti kejujuran, disiplin, toleransi, kasih sayang, tanggung jawab dan nilai baik lainnya. Nilai-nilai ini sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter kita. Sebagai pemimpin pembelajaran nilai-nilai inilah yang mendorong dalam pengambilan keputusan yang tepat yang minim resiko. Keputusan yang tepat diambil berdasarkan nilai-nilai atau prinsip, pendekatan dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling efektif dan tepat yang berpihak pada murid.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan terkait dengan "coaching" (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi coaching yang telah dibahas pada sebelumnya.

Coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajran saya telah membantu saya untuk berlatih dan mengimplementasikan coaching dan mengevaluasi keputusan yang saya ambil berdasarkan pada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabakan. Dalam proses coaching seorang guru yang berperan sebagai coach dapat menggunakan kompetensi sosial emosional untuk membuat murid dapat mengendalikan diri dan emosinya, menimbulkan rasa empati, kemamuan berelasi dan pengambilan keputusan yang tepat. Coaching membantu guru dalam menjalankan pendidikan yang berpihak pada murid. Guru menuntun segala kekuatan kodrat murid, megeksplore semua potensi murid dan mengarahkannya untuk mencapai tujuannya. Keterampilan coaching akan membantu guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan mempengaruhi terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman sehingga akan berpengaruh pada murid dalam proses pembelajaran.  

  • Bagaimana kemamouan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus dapat memetakan kebutuhan belajar muridnya dan mampu mengelola kompetensi sosial emosionalnya seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial dan keterampilan berelasi. Dengan kemampuan ini diharapkan proses pengambilan keputusan dilakukan dengan kesadaran penuh, menyadari pengambilan keputusan diambil dari pilihan keputusan yang terbaik dari berbagai keputusan yang ada, konsekuensi yang terjadi dan keputusan yang diambil meminimalkan kesalahan yang akan terjadi. Keputusan yang diambil dengan keberanian dan kepercayaan diri yang mengakomodir kepentingan ornag banyak yang selalu berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan murid dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang pendidik harus mampu menelaah dan jeli dalam menghadapi permasalahan yang ada baik masalah dilema etika maupun bujukan moral. Dengan nilai-nilai baik yang ada pada seorang pendidik seperti nilai mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif diharapkan dapat menuntun segala kekuatan odrat murid dan mengeksplore semua potensi murid dalam pengambilan keputusan dan mengatasi permasalahan yang ada. Nilai-nilai yang diambil seorang pendidik ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan yang bertangung jawab dengan melalui pertimbangan dan langkah pengambilan dan pengujian sebuah keputusan terkait permsalahan yang terjadi.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman?

Setiap keputusan yang diambl pastilah ada konsekuensinya. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman yang perlu kita lakukan adalah mengidentifikasi setiap kasus yang ada, karena setiap kasus berbda cara dan lama penanganannya, menganaliasi kasus yang terjadi berdasarkan 4 paradigma dan 3 prinsip dan menerapakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Keputusan diambil dengan mengakomodir dari kepentingan orang banyak yang berlandaskan kepada nilai-nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang ada dalam lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan adalah menghilangkan rasa sungkan terhadap rekan sejawat yang lebih senior. Sungkan karena keputusan yang kita mabil bertentangan dengan mereka. Hal ini berkaitan dengan perubahan paradigma dilingkungan sekolah saya. Perbedaan pandangan diantara pihak-pihak yang terlibat dalam kasus akan mempersulit tercapainya kesepakatan, adanya pikiran guru senior lebih banyak pengalaman dan pastilah lebih baik dalam pengambilan keputusan. Hal itu juga merupakan tantangan tersendiri.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekan murid-murid kita? Bagaimana kita memututskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Sebagai seorang pendidik, seyogyanya keputusan yang kita ambil selalu berpihak pada murid. Keputusan yang kita ambil harus memperhatikan beberapa hal penting yang terkait dengan 4 paradigma berpikir, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga keputusan tersebut akan berdampak pada murid. Dalam proses pembelajaran hendaknya guru dapat mengidentifikasi dan memetakan kebutuhan belajar murid dapat menuntun dan memberikan ruang bagi murid untuk merdeka mengemukakan pendapat dan mengekpresikan ilmu yang didapatnya sehingga murid dapat belajar mengambil keputusan yang sesuai dengan pikirannya sendiri tanpa dipengaruhi orang lain.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?
Sebagai pemimpin pembelajaran, maka keputusan yang kita ambil harus memperhatikan kebutuhan murid sehingga murid dapat menggali dan mengeksplore potensi yang ada dalam dirinya dan guru dapat menuntun murid sesuai dengan kodratnya sehingga keputusan yang kita ambil ini akan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan muridnya dimasa depan. Pendidik yang mampu mengambil keputusan secara tepat dalam proses pembelajaran akan membentuk karakter baik pada murid yang akan bermanfaat untuk masa depan murid.
  • Apakah kesimpulan akhir yang dapat anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?
Kesimpulan yang dapat saya tarik adalah seorang guru haruslah dapat menuntun muridnya sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya untuk mencapai tujuannya yaitu tercapai keselamatan dan kebahagian baik sebagai individu dan anggota masyarakat.  Oleh karena itu dengan nilai-nilai mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektif yang ada dalam diri guru maka diharapkan dapat mengambil keputusan yang selalu berpihak pada murid. Seorang guru harus dapat mebgidentifikasi kebutuhan belajar muridnya, mengelola kompetensi sosial emosionalnya dalam proses pembelajaran. Hal ini diharapkan murid mersa aman, nyaman dan senanga dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran terapai dengan optimal. Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran seyogyanya dapat mengambil keputusan secara penuh, sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensinya sehingga keputusan yang diambil selalu berlandaskan pada nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid dan dapat dipertanggung jawabakan.
  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkan Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah, cuman pada saat itu saya itu belum mengetahui pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pengambilan keputusan pada saat itu hanya berdsarkan nilai-nilai kebajikan yang saya yakini.
  • Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengkuti pembelajaran modul ini?
Dampak yang berpengaruh pada diri saya adalah bahwa pengambilan keputusan tidak hanya seeara mengambil keputusan yang menurut saya itu adalah keputusan terbaik tetapi pengambilan keputusan harus selalu berlandaskan pada 4 paradigma berpikir, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.
  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?  
Sangat penting, karena sebagai individu dan sebagai seorang pemimpin saya bisa belajar dan mengimplementasikan apa yang saya pelajari dalam modul ini dalam mengambil keputusan yang terbaik dan tepat yang mengakomodir kepentingan banyak orang dan berdampak baik kepada murid dan pihak yang terkait dengan keputusan yang kita ambil

Demikian ulasan dari tugas koneksi antar materi modul 3.1 yang saya buat. Semoga artikel ini bermanfaat.

Salam tergerak, bergerak dan menggerakkan

Wasalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kamis, 20 Oktober 2022

 TUGAS DEMONSTRASI KONTEKSTUAL - MODUL 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN


Sebagai pemimpin pembelajaran seringkali dihadapkan pada kasus-kasus dilema etika atau bujukan moral. Dilema etika atau benar vs benar merupakan suatu situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi keduanya benar namun saling bertentangan dalam mengambil keputusan. Sedangkan bujukan moral atau benar vs salah adalah suatu situasi yang terjadi dimana seseorang dihadapkan pada situasi benar atau salah dalam mengambil sebuah keputusan. Oleh karena itu sebagai pemimpin pembelajaran kita harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan dapat memastikan bahwa keputusan yang kita ambil itu merupakan keputusan yang terbaik.

Sebagai pemimpin pembelajaran dalam diklat Pendidikan Guru Penggerak ini selain belajar melalui LMS, saya belajar bagaimana cara mengambil keputusan yang tepat dengan melakukan wawancara dengan Kepala Sekolah tentang praktik pengambilan keputusan dan menganalisis hasil wawancara tersebut sebagai bentuk refleksi atas praktik pengambilan keputusan yang dijalankan disekolah.

Dalam tugas demonstrasi kontekstual ini, saya melakukan wawancara kepada dua kepala sekolah yaitu, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Ngawi Taruna Indonesia Bapak Agus Supriyono, M.Pd. dan Bapak Budi Satria Putra, S.T. selaku Kepala Sekolah SDIT Harapan Ummat. Adapun hasil wawancara yang saya lakukan adalah sebagai berikut.

Wawancara Dengan Bapak Agus Supriyono, M.Pd.

Selama ini, bagaimana Bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika dan bujukan moral?
Cara mengidentifikasi kasus-kasus adalah dengan melihat kasus perkasus karena setiap kasus mempunyai penanganan yang berbeda, sehingga harus cermat dalam menalaahnya dan harus ada win-win solution dari semua kasus yang ada.
  
Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan keputusan di sekolah Bapak terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sma-sama mengandung nilai kebajikan?
Cara menjalankan keputusan adalah dengan cara mendengarkan penjelasan permasalahan yang ada dari kedua belah pihak dengan mendengarkan alasan-alasan dari pihak-pihak yang terkait dalam permaslahan ini, kemudian mengambil keputusan yang terbaik untuk kasus tersebut.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang Bapak lakukan selama ini?
Langkah-langkah dalam menangani kasus yang ada dan mengambil keputusan adalah sebagai berikut.
  • memanggil pihak-pihak yang terkait dalam kasus yang ada
  • Mendengarkan semua alasan dari pihak-pihak yang terkait.
  • Inofrmasi-informasi yang didapat disimpulkan untuk mengambil keputusan yang terbaik
Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Yang paling efektif dalam mengambil keputusan pada kasus-kasus dilema etika adalah mengkolaborasikan semua argumen yang diperoleh untuk memilih solusi yang tepat.

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan adalah bagaimana menghilangkan perasaan sungkan dan tidak enak dengan senior yang ada di sekolah.

Apakah anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Bapak jalankan?
Tidak ada jadwal khusus, tergantung dengan permasalahan atau kasus yang ada. Jika masalahnya penting maka harus segera diselesaikan.

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Ada. Faktor yang mempermudah dalam pengambilan keputusan adalah kesanggupan semua pihak terkait untuk berdiskusi dan mengesampingkan ego individu.

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika?
Pelajaran yang didapat adalah semakin banyak kasus semakin banyak pengalaman dalam menangani kasus sehingga dapat menganalisis masalah secara jeli dan cerdas dalam memutuskan masalah atau kasus yang ada.

Wawancara Dengan Bapak Budi Satria Putra, ST.

Selama ini, bagaimana Bapak dapat mengidentifikasi kasus-kasus yang merupakan dilema etika dan bujukan moral?
Cara mengidentifikasi kasus-kasus adalah dengan mengkroscek kasus yang terjadi, mempelajarinya lebih dahulu dan mencermati kasus yang terjadi tersebut. Setelah itu baru dipilah apakah kasus tersebut merupakan dilema etika atau bujukan moral

Selama ini, bagaimana Bapak menjalankan keputusan di sekolah Bapak terutama untuk kasus-kasus di mana ada dua kepentingan yang sama-sama benar atau sma-sama mengandung nilai kebajikan?
Pengambilan keputusan dalam menghadapi kasus seperti ini adalah menggali informasi dari kedua belah pihak yang berkaitan dengan kasus ini, kemudian berdiskusi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dalam kasus ini untuk mencari solusi dari kasus yang dihadapi dan keputusan diambil berdasarkan kepentingan bersama dengan memprioritaskan keputusan terbaik berdasrkan nilai-nilai kebajikan yang berlaku di sekolah.

Langkah-langkah atau prosedur seperti apa yang Bapak lakukan selama ini?
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
  1. Melihat kasus yang ada secara keseluruhan
  2. Menggali informasi tentang kasus yang terjadi dengan cara kroscek dengan orang-ornag yang terlibat dalam kasus ini
  3. Mengumpulkan orang-orang yang terlibat didalam kasus ini
  4. Mendiskusikan kasus ini dengan pihak yang berkepentingan
  5. Membuat kesepakatan bersama dengan memprioritaskan keputusan yang terbaik sehingga kedua belah pihak yang bertentangan bisa menerima keputusan yang akan diambil
  6. Pemimpin sekolah memutuskan mengambil keputusan yang terbaik berdasarkan nilai-nilai kebajikan di sekolah.
  7. Melaksanakan hasil keputusan sesuai dengan komitemen bersama yang telah disepakati
Hal-hal apa saja yang selama ini Bapak anggap efektif dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Kerjasama dan kolaborasi

Hal-hal apa saja yang selama ini merupakan tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika?
Tantangan dalam pengambilan keputusan pada kasus-kasus dilema etika adalah jika salah satu atau beberapa pihak tidak menyetujui dan jika keputusan yang diambil ditolak mentah-mentah sehingga harus dapat mendamaikan kedua belah pihak yang bertentangan dalam kasus ini

Apakah anda memiliki sebuah tatakala atau jadwal tertentu dalam sebuah penyelesaian kasus dilema etika, apakah Bapak langsung menyelesaikan di tempat, atau memiliki sebuah jadwal untuk menyelesaikannya, bentuk atau prosedur seperti apa yang Bapak jalankan?
Tidak ada jadwal khusus, tergantung dari kasus yang ada. Karena setiap kasus tidak sama mulai dari cara dan lama penanganan dari kasus tersebut

Adakah seseorang atau faktor-faktor apa yang selama ini mempermudah atau membantu Bapak dalam pengambilan keputusan dalam kasus-kasus dilema etika?
Ada, semua pihak yang berkepentingan dalam kasus yang dihadapi, misalkan jika kasus berhubungan dengan siswa maka pihak yang berkepentingan adalah waka kesiswaan

Dari semua hal yang telah disampaikan, pembelajaran apa yang dapat Bapak petik dari pengalaman Bapak mengambil keputusan dilema etika? 
Keputusan bersama dapat diambil dari kolaborasi dari berbagai pihak yang berkepentingan sehingga dapat dibuat keputusan terbaik untuk semua pihak


Untuk video wawancara dapat dilihat dilink bawah ini
https://drive.google.com/file/d/1iMYBbqkNIhzl8521ddiuIeIjPBI1OsNl/view?usp=sharing 


Hasil Analisis Wawancara
Dari hasil wawancara dengan dua kepala sekolah di atas dapat disimpulkan bahwa :
  1. Cara mengidentifikasi permasalahan yang terjadi antara dua kepala sekolah tersebut mempunyai kesamaan yaitu dengan melihat jenis  kasus yang terjadi karena setiap kasus mempunyai cara dan lama penanganan yang berbeda
  2. Pengambilan keputusan dua kepala sekolah  mempunyai kesamaan yaitu pengambilan keputusan dilakukan dengan cara diskusi dengan pihak terkait dan keputusan diambil berdasarkan keputusan terbaik yang memperhatikan nilai-nilai kebajikan yang ada disekolah
  3. Langkah-langkah yang dilakukan dalam mengambil keputusan mempunyai kesamaan yaitu diskusi dan kolaborasi dengan pihak yang terkait dengan kasus yang terjadi dan hal ini dianggap sebagai cara yang paling efektif dalam menangani suatu kasus
  4. Perbedaan pendapat dan perasaan sungkan menjadi tantangan dalam pengambilan keputusan dalam kasus dilema etika
  5. Faktor-faktor yang mempermudah dalam pengambilan keputusan adalah masukan atau pendapat dari pihak-pihak yang berkompeten seperti wakil kepala sekolah, BK dan ortu dengan mengesampingkan ego masing-masing
  6. Pembelajaran yang didapat dalam menyelesaikan kasus dilema etika adalah  dengan kolaborasi dari berbagai pihak dalam menyelesaikan permasalahan yang ada sehingga dapat mengasah kejelian dan kecerdasan dalam memutuskan suatu keputusan sehingga dapat diambil keputusan terbaik dengan memperhatikan nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan murid dan bertanggung jawab
Demikian tugas 3.1.a.6 Demonstrasi Kontekstual  Modul 3.1 tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan melakukan analisis hasil wawacara dengan kepala sekolah. Dengan wawancara ini saya berharap dapat belajar sebagai pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang selalu mengedepankan kepentingan murid, nilai-nolai kebajikan universal dan bertanggung jawab.   

Kamis, 08 September 2022

 

LAPORAN HASIL AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF

SASMIATI, S.Pd., M.Pd.

SMAN 2 NGAWI

CGP ANGKATAN 5 KABUPATEN NGAWI

 

 

A.      LATAR BELAKANG

Budaya positif merupakan perwujudan dari keyakinan dan nilai kebajikan yang disepakati bersama dan dilakukan yang akan menjadi kebiasaan-kebiasaan bersama dalam jangka waktu lama. Salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan dan diterapkan adalah keyakinan kelas. Keyakinan kelas merupakan aturan kelas yang telah disepakati oleh seluruh warga kelas dan telah dijelaskan apa dampak yang akan diterima jika kesepakatan-kesepakatan tersebut dilanggar. Keyakinan kelas tersebut merupakan proses untuk menciptakan disiplin postitif murid sehingga murid dengan kesadaran penuh akan melaksanakan keaykinan kelas tersebut dengan penuh tanggung jawab (motivasi instrinsik). Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi budaya positif dengan membuat kesepakatan kelas ke rekan sejawat. Jika semua siswa terbiasa melaksanakan budaya positif di kelas maka akan berimbas dengan terbentuknya budaya positif di sekolah.

B.       TUJUAN

Tujuan dari aksi nyata yang dilakukan oleh Calon Guru Penggerak adalah :

1.  Menumbuhkan budaya positif di kelas sehingga dapat menumbuhkan karakter baik pada murid seperti disiplin, tanggung jawab, mandiri dan lain sebagainya.

2. Memberikan pengalaman kepada siswa dan guru dalam membentuk keyakinan kelas secara demokratis.

3.    Membiasakan penerapan keyakinan kelas sehingga dapat menumbuhkan disiplin diri pada murid.

4.    Mensosialisasikan pembentukan keyakinan kelas ke rekan sejawat sehingga terbentuk budaya positif di sekolah.

C.      TOLAK UKUR KEBERHASILAN

Tolak ukur kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini dilakukan dan mengontrol kegiatan aksi nyata agar terarah dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Adapun tolak ukur dari aksi nyata ini adalah sebagai berikut.

1.    Terbentuknya keyakinan kelas melalui kegiatan kesepakatan kelas yang dilakukan secara demokratis.

2.    Guru dan murid menjalankan kesepakatan kelas yang telah dibuat secara konsisten.

3.    Keaktifan murid dalam proses pembelajaran.

4.    Tumbuhnya karakter baik dalam diri murid.

5.    Rekan sejawat melakukan kesepakatan kelas sehingga akan tumbuh budaya kelas yang akan menjadi budaya positif sekolah

D.      LINIMASA TINDAKAN

Adapun langkah-langkah aksi nyata yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1.    Menyusun rencana kegiatan.

2.    Mengkomunikasikan rencana kegiatan dengan Kepala Sekolah.

3.    Sosialisasi pembentukan keyakinan kelas dengan membentuk kesepakatan kelas.

4.    Rekan sejawat menyusun kesepakatan kelas dengan murid.

5.    Melaksanakan kesepakatan kelas yang telah dibuat dalam kegiatan sehari-hari.

6.    Mendokumentasikan kegiatan yang dilaksanakan

7.    Melakukan evaluasi dan refleksi kegiatan.

E.       DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

Untuk mewujudkan rancangan aksi nyata, maka dibutuhkan dukungan dari :

1.    Kepala Sekolah.

2.    Rekan sejawat.

3.    Orang tua

4.    Murid.

5.    Sarana dan Prasarana

6.    Komitmen bersama dalam melaksanakan kesepakatan kelas.

F.       DESKRIPSI AKSI NYATA

Aksi nyata yang saya lakukan adalah mengadakan sosialisasi budaya positif kepada rekan sejawat, terlebih dahulu saya mengkomunikasikan rencana kegiatan itu kepada Bapak Kepala Sekolah sehubungan dengan kegiatan yang melibatkan murid dan rekan sejawat. Salah satu budaya positif yang saya imbaskan ke rekan sejawat adalah keyakinan kelas yang disepakati secara bersama antara guru dan murid di kelas. Dengan sosialisasi ini diharapkan rekan sejawat dapat mempraktekkan hasil sosialisasi dengan membuat keyakinan kelas di kelasnya masing-masing.

G.      HASIL AKSI NYATA

Hasil dari kegiatan aksi nyata yang dilakukan oleh calon Guru Penggerak adalah sebagai berikut.

1.   Rekan sejawat antusias dalam membuat keyakinan kelas yang berpihak pada murid.

2.  Pelaksanaan keyakinan kelas menumbuhkan karakter baik murid, murid menjadi lebih disiplin dan bertanggung jawab.

3. Pembentukan keyakinan kelas membuat murid menjadi lebih percaya diri karena merasa menjadi bagian dalam pengambilan keputusan.

4. Keyakinan kelas membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan dan siswa aktif dalam pembelajaran.

H.      DOKUMENTASI KEGIATAN AKSI NYATA

1.    Mengkomunikasikan rencana kegiatan ke Bapak Kepala Sekolah


2. Mengundang rekan sejawat untuk mengikuti kegiatan sosialisasi yang saya lakukan.




3. Pembentukan keyakinan kelas adalah sebagai berikut :
  • Keyakinan kelas bersifat abstrak daripada peraturan, yang lebih rinci dan konkrit.
  • Keyakinan kelas berupa pertanyaan-pertanyaan universal
  • Pernyataan keyakinan kelas senantiasa dibuat dalam bentuk positif.
  • Keyakinan kelas hendaknya tidak terlalu banyak, sehingga mudah diingat dan dipahami oleh semua warga kelas.
  • Keyakinan kelas sebaiknya sesuatu yang dapat diterapkan di lingkungan tersebut.
  • Semua warga kelas hendaknya ikut berkontribusi dalam pembentukan keyakinan kelas lewat kegiatan curah pendapat.
  • Bersedia meninjau kembali keyakinan kelas dari waktu ke waktu

4. Adapun prosedur pembentukan keyakinan kelas adalah sebagai berikut:
  • Guru mengkondisikan kelas, dimana setiap murid dapat mengemukakan ide, gagasan, impian mereka tentang kelas impian mereka.
  • Guru memberikan kertas untuk diisi murid tentang kondisi kelas impian mereka.
  • Guru meminta murid untuk menempelkan kertas impian mereka dipapan tulis.
  • Guru dan murid membahas impian-impian dari setiap murid untuk mencari kesamaan dari tulisan murid.
  • Guru memandu murid untuk membuat kesepakatan ersama tentang hal-hal yang dianggap penting.
  • Gurudan murid membacakan hasil kesepakatan kelas yang telah disetujui.

5. Dokumentasi kegiatan praktik pembuatan keyakinan kelas oleh rekan sejawat.










I. VIDEO KEGIATAN AKSI NYATA

















 



Selasa, 06 Agustus 2019

Motivasi Mengikuti E-Training Melek IT (DOGMIT) Indonesia Batch 7 Tahun 2019

Assalamualaikum Guru-guru Hebat Indonesia...
Perkenalkan saya guru Matematika di SMA Negeri 2 Ngawi. Kali ini saya ingin berbagi tentang motivasi saya mengikuti E-Training Melek IT (DOGMIT) Indonesia Batch 7 tahun 2019. Training ini saya kenal dari group whatsspp VCT (Virtual Coordinator Training) bacth 4 yang dishare oleh bu Ida Mima. Saya sangat tertarik dengan DOGMIT ini.

 3.1.a.8.1 BLOG RANGKUMAN KONEKSI ANTAR MATERI -  MODUL 3.1  PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN Assalamua...